Original Script & Skenario : Ujang Saepul Hamdi
-
-
-
PROLOG
Cinta, cinta bisa merubah duri menjadi mawar, merubah iblis menjadi malaikat, merubah setan menjadi nabi, merubah buruk menjadi baik, merubah lemah menjadi kuat…
Aku dilahirkan diantara banyak penderitaan, kemiskinan, ketamakkan dunia, dan bersyukur ketika usia ku memasuki usia 4 tahun, aku seperti terlahir kembali, diangkat dari kenistaan yang teramat, seorang bernama Bustan Al-Harist menggangkatku menjadi anggota keluarganya.
Disirami banyak cinta, dinaungi banyak ilmu, disinari banyak kebahagian, setahun keberadaanku disini, seorang anak terlahir sebagai lambang cinta bagi orangtuanya, dan kelak ditengah kehidupan bangsa ini, disebuah padang pasir disudut kota tertua didunia, terdapat taman yang dibuat pada masa kepemimpinan Bustan Al-Harist yang saat itu menjadi raja.
Dikemudian hari, taman itu dinamai Rhaudatul Ghadha’, Taman Berawan...
Rhaudah dan Ghadha’, bila ungkapan “ cinta tak harus memiliki”, maka bukan berarti ungkapan itu harus terjadi, keikhlasan dan kesabaran, aku tak ingin menyampur adukkan semuanya, tapi semuanya harus utuh, keluarga, aku tak ingin membahasnya, tapi aku tak bisa mengacuhkannya begitu saja…
Surga memang ada ditelapak kaki mereka, tapi haruskah keikhlasan dan kesabaran yang berbicara saat cinta itu tak bisa memiliki…
Bila hanya keridhaan Allah yang dicari setiap insan yang saling jatuh cinta, maka biarkan hanya keikhlasan yang mencoba menguasai hati…
Aku malu bila aku harus menceritakan hal ini, aku juga malu bila hal ini disalah artikan, bahkan sampai ditiru, tapi inilah dunia,tidak semata-mata Adam dan Hawa akan memakan buah quldhi bila mereka memang tidak akan menjadi orangtua bagi seluruh umat manusia di bumi…
SEASON 1
Sebuah ruangan tertata indah berdiri angkuh diantara seribu ruangan yang ada di bangunan itu, diam seribu bahasa menatap keindahan langit yang tersenyum pada kemenangan.
Disini tak diizinkan satu suara pun, jangankan suara manusia, suara angin pun dilarang untuk berada di ruangan ini.
Keadaan sementara seperti layaknya candi batu yang membisu, seseorang duduk di kursi yang sepertinya tak lazim di duduki manusia biasa, disebelahnya berdiri mematung seorang pria yang sepertinya sangat bijaksana, dan dihadapan mereka terpampang puluhan orang yang tak berani mengangkat kepalanya, dan di luar ruangan, manusia bagaikan menyemut dibawah terik panas matahari…
Akhirnya pria yang sejak tadi mematung disamping orang yang berbicara itu angkat bicara..
Farid Al-Marshyab: Maaf kanda, sebaiknya, kanda mulai bicara sebelum mereka tertidur disini…
Bustan Al-Harits : Baiklah saudaraku…
Aku tak tahu harus memulainya dari mana, tapi hari ini kalian semua tengah memulai sejarah baru , Amanah ini terlalu berat untukku, harus dipertanggungjawabkan didunia dan akhirat, tapi bila memang amanah ini harus aku jalankan, semoga tidak menjadi fitnah dan keburukan, bagiku, bagi keluargaku, dan semoga aku lebih mengutamakan kalian diatas kepentingan ku dan keluargaku…
Aku tak bisa berbuat apapun tanpa kalian, mata ini tak dapat melihat tanpa mata kalian, begitu juga tangan, kaki, telinga dan tubuh ini, tak mungkin bisa apa2 tanpa kalian…
Farid Al-Marshyab : Maaf rajaku, bustan al-harits, mereka yang ada diluar sana, penduduk miskin negeri ini yang sering tidak mendapat keadilan, petani yang tidak bisa menikmati hasil panen mereka sendiri, para buruh yang kerap kali dijadikan budak oleh kekuasaan, dan pengangguran yang takut demi melihat matahari…
Apa yang bisa anda perbuat untuk mereka…?
bustan Al-harits : Jika aku memang hidup untuk kalian, bila harapan kalian memang ditanganku, maka biarkan aku menjadi tetesan air mata kalian, tetesan embun di pagi kalian saat matahari harus kembali menyinari kehidupan kalian, maka biarkan seluruh hidup ini hanya untuk kalian…
Aku tak kan segan memaafkan kalian jika ada kesalahan yang dilakukan, membimbing kalian, dan membiarkan semua pelajaran hidup itu ada…
Tapi bila aku berbuat salah, bunuh aku, aku tak sanggup bila harus mempertanggungjawabkan amanah ini, dan menodainya, dan agar tak ada lagi raja dikemudian hari yang sama seperti aku…
Terima kasih “( Bustan Al-Haritsitu kembali melanjutkan fatwanya )
Farid Al-Marshyab :” Saudaraku ...!!( Farid Al-Marshyab pun memulai fatwanya )
“ Kemerdekaan yang sebenarnya telah kita genggam ...!!”
“ Tapi bukan bererti kita bebas tanpa aturan ....!! “
“ bukan narasi yang tengah berdiri diatas per nyataan juga bukan generasi yang hidup di alam revolusi tapi kita hidup di alam transisi, yang tengah mencoba tuk berdiri tegak setelah kita terpuruk di lembah krisis ,multi dimensi.
“songsonglah masa depan saudaraku...!!!!
“sekarang pulanglah ,percayakan harapan kalian pada raja kalian ,semoga pemimpin baru yang telah kita kasih kepercayaan ini mampu menjawab segala permasalahan negri ini.
“hidup Raja Bustan Al-Harits!! (sang Farid Al-Marshyab menutup orasinya serentak masyarakat yang hadirpun teriak dengan seruan yang ramai” hidup Raja Bustan Al-Harits.... !!!.... Hidup Bustan Al-Harits..... !!!!
Dan kini tinggalah Bustan Al-Harits dan Farid Al-Marshyab di balairung........
Bustan Al-Harits :”saudaraku, apa yang kini tengah ada di benakmu, setelah aku menjadi Raja.....?!
( Farid Al-Marshyab seperti terdiam sesaat, kemudian menghela nafas panjang sebelum berucap)
Farid Al-Marshyab :”aku bangga, kau menjadi satu dari sekian raja yang terlahir dari tetesan harapan & butir mimpi semua orang, tapi ada satu yang aku hawatirkan...(Bustan Al-Harits segera bertanya)
Bustan Al-Harits :”apa yang kau hawatirkan saudaraku?????
Farid Al-Marshyab :”aku khawatir kalau megahnya istana dan gemerlap dunia,akan membelotkan niat asal kanda menjadi raja (Bustan Al-Harits tersenyum mendengar kata-kata itu)
“Karena begitu banyak pemimpin di negeri ini yang lupa dengan janji - janjinya nya. Sewaktu menggalang dukungan rakyat, mereka mengumbar janji-janji di depan rakyat bahkan tak segan-segan mereka membawa nama Tuhan tapi kenyataanya, setelah mereka menduduki kursi empuk di istana mereka lupa akan jani-janjinya.
“.......saudaraku ...... katakanlah kepadaku, bahwa engkau tidak akan menjadi pemimpin yang hanya di perbudak oleh jabatan......katakanlah.....bahwa engkau berniat suci dalam perkembangan negri ......????
(Farid Al-Marshyab mengeluarkan isi hatinya ia bertanya dengan penuh harapan)
Bustan Al-Harits: ” Saudaraku (Bustan Al-Harits mulai menjawab pertanyaan Farid Al-Marshyab) demi Allah, yang nyawaku ada dalam genggamanya .......sekiranya aku akan membelot dari cita-cita perjuanganku lebih baik aku mati sekarang , paman
Dari pada aku harus menghianati harapan dan amanah rakyat.......!!!
Yakinkan hatimu saudaraku, topanglah langkahku seperti waktu perjuangan dulu (Bustan Al-Harits tak sadar meneteskan air mata ia takut saudaranya tak lagi percaya padanya.....)
Farid Al-Marshyab : “ Aku lega sekarang, kanda (Farid Al-Marshyab menimpali begitu puas....)
SEASON 2
Berbeda dengan suasana di istana, di kadipaten ,bukan suka cita yang di rasakan, jusrtu sebaliknya.
Diceritakan Rasin Ar-Rasyid saat itu tengah meluapkan emosinya,atas terpilihnya Bustan Al-Harits tapi bukan dirinya.
Rashin Ar-Rasyid : “ Sial, hancur semua.....!!!!!!
( Adipati menggebrak meja,dia tengah emosi karna tak terpilih menjadi raja.....)
tatapannya kosong, penuh emosi.....matanya seakan mau menerkam..........
Rashin Ar-Rasyid : “ Kenapa mereka tak mau memilih aku.......??
“ Padahal aku telah mengeluarkan uang yang banyak untuk ini semua, kurang apa aku .... ????
Munafik semua....!!!!!!
(Rashin Ar-Rasyid masih mengumpat sendiri......)
Rashin Ar-Rasyid : “ Surapati.....!!! Surapati......!!!
(Rashin Ar-Rasyid memanggil-manggil bawahannya....)
Surapati : “ Ada apa, tuanku?? ( yang di panggil Surapati bergegas menghampiri )
Rashin Ar-Rasyid : “ Dimana anak buahmu ???
Surapati : ” Ada di belakang, tuanku.
Rashin Ar-Rasyid : “ Suruh meraka kemari.
Surapati : “ Baik tuanku.
( Surapati bergegas keluar,mangajak yang lain menghadap Rashin Ar-Rasyid ). Sesaat kemudian merekapun sudah berkumpul menghadap Rashin Ar-Rasyid.;
Pengwl 1 : “ ada apa kiranya engkau memenggil kami, tuanku?
( salah seorang berucap......)
Rashin Ar-Rasyid : “Ada apa?? ( Rashin Ar-Rasyid malah menepisnya dengan sewot!!) aku sudah rugi besar, kalian masih bilang ada apa ( semua yang ada hanya bisa menunduk tyak ada yang berani berucap )
”aku sudah menghabiskan hartaku selama ini untuk membayar kalian, membagi-bagi rakyat. Tapi kenapa yang menjadi raja malah si Bustan Al-Harits, bukan aku??
(Rashin Ar-Rasyid masih tidak percaya dengan apa yang terjadi....)
Pengwl 2 :”kami juga tidak percaya, kalau akhirnya seperti ini... semua jauh dari dugaan kita..
(salah satu mareka berucap)
Surapati :”ya tuanku
Semua jauh dari dugaan kita, selama ini kita cukup bekerja keras dan menguras harta yang tak sedikit. Tapi inilah kenyataan, Bahwa Bustami al-Harits yang menjadi raja dan kita kalah”
Rashin Ar-Rasyid : (mendengar itu Rashin Ar-Rasyid sangat murka)
“keparat kau surapati!! (sambil menunjuk ke muka surapati)
itulah balasanmu kepadaku??
tak sadarkah kau, siapa yang memberikan kedudukan tinggi dan kemewahan kepadamu selama ini?? (surapati terdiam, dia sadar kalau sudah salah bicara)
(sesaat semua terdiam, kemudian berucap salah seorang dari mereka)
Pgwl 1 :”Tuanku, aku tahu engkau sedang murka.tapi ini bukan waktunya kita saling menyalahkan.
Kekalahan ini bukan hanya menguras tenaga dan hartamu, tapi juga karja keras kami slama ini sia-sia !!
(Bustan Al-Harits tertegun, kiranya emosinya kini melunak)
Rashin Ar-Rasyid :”apa kalian punya rencana selanjutnya??
(akhirnya berucap)
Pgwl 3 :”Tuanku, Bustan Al-Harits adalah raja yang terlahir dari perjuangan rakyat.
Dari itu mereka merencanakan pembersihan total pejabat dari semua kadipaten.
Ini berbahaya bagi kita tuanku!!
Rashin Ar-Rasyid :(terlihat geram) .... sialan kau Bustan!, aku tak kan tinggal diam begitu nurut sama perintahmu.
Akan ku kacaukan semua rencanamu, Bustan.
Surapati :Maaf tuanku....(memotong ucapan Rashin Ar-Rasyid)
Bagaimana mungkin engkau mengobarkan permusuhan dengan raja bustan al-Harits, sedangkan putrimu sendiri menjalin cinta dengan musuh bebuyutanmu sendiri!!!!
Rashin Ar-Rasyid :( Rashin Ar-Rasyid seakan tak percaya)
“Apa kau bilang?? ” (menarik baju anak buahnya) “jangan sembarangan kau bicara!!”
Surapati :A......a......ku bicara benar Tuanku,
Semua sudah tahu kalau putrimu Rhaudah, sudah lama menjalin cinta dengan ghdha’,putra Bustan al-Harits
(Sampai disini Rashin Ar-Rasyid melepaskan tangannya,dia menatap kosong penuh murka)
Rashin Ar-Rasyid : Nadiyyah...!!! Nadiyyah....!!! (memanggil istrinya)
nadiyyah : Ada apa kakanda...? (Beringsut datang menghampiri)
Rashin Ar-Rasyid : Mana anaku..!!
Rhaudah : Ada apa ayahanda...?? (Rupanya tadi menyusul ibunya)
Rashin Ar-Rasyid : Apa betul yang dikatakan patih bahwa kau menjalin cinta dengan si Ghada?!
Rhaudah : iya ayahanda,
Rashin Ar-Rasyid : Persetan dengan cinta!!!! (Terpukul sekali Rashin Ar-Rasyid)
Aku tak sudi mempunyai menantu anak dari mususku....
(Rhaudah hanya bisa menangis meratap di kaki ayahnya)
Rhaudah : apa salah Rhaudah mencintai Ghada, ayahanda?
Rashin Ar-Rasyid : (menahan murka)
Jangan kau panggil aku ayahandamu lagi...kalau kau masih berhubungan dengan anak dari musuhku, (lalu berbalik ke pengawal) Pengawal…..!, awasi dia jangan sampai dia keluar dari kadipaten!!! (sambil meniggalkan ruangan, di susul sama konco-konconya....)
Pgwl 1 :”Baik tuanku”
nadiyyah : Sabar, nak...???
Rhaudah : Tapi bunda ini tak adil....!!!
nadiyyah :Ibunda mengerti tapi apalah daya kita...?? (dan Nadiyyah bersama Rhaudah pun pergi meninggalkan ruangan (saling berpelukan)
SEASON 3
Ladallah : Hei, jika lamunan tempat terbaik untuk kau pergi, aku ikut senang, tapi sekarang ada aku…
Ghada : aku tak bisa membedakan lamunan dan kenyataan, sebab dimana pun kau slalu ada mengganggu
Ladallah : apa yang kau pikirkan adikku ?
Ghada : apa cinta pernah salah ?
Ladallah ; hampir tak pernah, karena yang ku tau dia tak pernah berbuat salah, memangnya kau kenal dmn ?, aku sudah 1 bulan tak ketemu dia..
Ghada : di warung bubur tadi pagi, kau……
Ladallah : haha…, mang ada apa ?,
Ghada : pantaskah aku bersama rhaudah
Ladallah : tidak, kau sama skali tidak pantas..
Ghada : maksud loo ?
Ladallah ; coba kau pikir, bukan kah aku lebih cocok bersama dia, haha..
Ghada : berhenti menggodaku…
( lalu pergi karena jengkel )
Ladallah : hei, tunggu, aku punya sesuatu untuk adik manisku
Ghada : aku tak mau tertipu lagi..
( terus melangkah tak peduli )
Ladallah : ini dari rhaudah
( Ghadha’ berhenti dan kembali )
Ladallah : nih…
( ghadha’ membuka surat yang diberikan lhadallah, & membacanya )
Mungkin kau berencana pergi, seperti ruh manusia, tinggalkan dunia membawa hampir semua kemanisan diri bersamanya.
Pernahkah kukecewakan dirimu ?, mungkin kau tengah marah, tetapi ingatlah malam2 yang penuh percakapan, karya2 bagus, melati2 kuning dipinggir laut
Aku telah mendobrak kedalam kerinduan, penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya, tapi tiada macam ini
Sang inti penuntun pada cinta, jiwa membantu sumber ilham, muram cahaya mentari, pucat dinding ini, cinta menjauh, cahayanya berubah
Ternyata ku perlu keanggunan lebih dari yang ku pikirkan…
Apa kau suka pada pelangi yang terlihat dua saat matahari menyinari lautan dan memantulkan langit ?
Kita temukan jawabannya nanti, saat hanya kau & aku di taman langit malam ini, saat isya lewat belum surut…
Ghadha bertanya pada Lhadllah,
Ghada : kapan surat ini mulai ada ditangan kakak ?
Ladallah : tadi sore, hehe…, aku lupa..
Ghada : shittt…
Ghada pergi, ladallah hanya tersenyum, lalu wajahnya berubah seketika…, dan menyusul adiknya…
SEASON 4
....(Rhaudah tengah menunggu)......
Ghadha’ :Ada apa sebenarnya yang terjadi Rhaudah???
(Ghadha’ tak sabar ingin tahu duduk masalahnya)
Rhaudah :Ayahanda ku tak merestui hubungan kita Ghadha’.
Ghadha’ :Ta....tapi,kenapa???
Rhaudah :Seperti yang aku tulis dalam surat,diapun bingung,mungkin ini buntut dari
perebutan kekuasaan orang tua kuita?
(suaranya melemah,seakan tak sanbggup mrngucapkannya)
Ghadha’ :All.....llah rabb,apa hubungannya kekuasan dengan cinta?
Rhaudah : (sesaat menutup mata,biungung sekali rupanya)
“Terus kita harus gimana Ghadha’?
Ghadha’ : (Berkecamuk kiranya jiwa Ghadha’) “Ini tak adil!!!
(Meratap lamgit) “aku akan bersumpah di kaki ayahandamu Rhaudah.”
Rhaudah : tak mungkin Ghadha’. akupun telah coba, tapi kiranya setan telah dulu mengotori
akal sehat ayahanda ku.
Ghadha’ :Allahu yaraaaab!! (Ghadha’ mungkin terguncang jiwanya)
Seketika itu.....
Rashin Ar-Rasyid :Sedang apa kau Rhaudah?
Bukan kah aku sudah bilang, jangan lagi kau berhubungan dengan bajingan ini!!!!
(Rashin Ar-Rasyid menyeret Rhaudah....,murka sekali dia...)
Rhaudah : Ayahanda.......... Rhaudah mohon, jangan pisahkan Rhaudah dengan Ghadha’....!!!
(Meratap di kaki ayahandanya)
Rashin Ar-Rasyid : (Wajahnya murka menatap Ghadha’)
“Dan kau Ghadha’,jangan pernah kau berani dekati putriku lagi. Aku tak sudi punya menantu anak dari orang yang aku benci!!!
Ghadha’ : Demi Allah, paman. Aku tulus mencintai Rhaudah.
Jangan karna paman benci kepada ayahandaku.lantas paman tak merestuiku.
Ini tak adil bagi kami,paman !!
Rashin Ar-Rasyid : Diam kau Ghadha’!!!!!!!!!!!!!!
Ghadha’ : Tidak,paman.kami saling mencintai.Hanya yakdir Allah dan kematian yang memisahkan kami!!!!!
Rashin Ar-Rasyid :Lancang kau anak ingusan!!!!!!!!!
Surapati kasih anak ini pelajaran!!!!!!!!!!!!!!!!!!
.................Tak dikasih waktu lama lagi,Ghadha’ pun dihajar oleh surapati dan anak buahnya
Rhaudah :(sambil .....meratap di haribaan ayahandanya...)
“Sudah ayahanda....
Hentikan......!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Hentikan..........!!!!!!!!!!!!!!!!! (Rhaudah tak sanggup membendung air matanya)
Rashin Ar-Rasyid :Cukup.!!!!! Jangan sampai dia mati dulu.
Biar Bustan tahu siapa aku sebenarnya...!!!!!!!!! (kini Rhaudah tengah diprlukan ibiundanya)
Adaipati :Bawa pulang anamu,nadiyyah.
Nadiyyah :Kita pulang saja putriku?
Rhaudah :Tidak bunda,biar aku dengan Ghadha’!!!!
(apa boleh buat,anak buah Rashin Ar-Rasyid menyerer mereka pulang.)
........Ghadha’ tertatih-tatih, mukanya babak belur, tapi hatinya jauh lebih hancur!!!!
Ghadha’ : Rhaudah......!!!! Rhaudah......!!!! Rhaudahaaaaaaaaaa!!!!! (taksadar diri)
-
SEASON 5
(...........Istana keRaja Bustan Al-Haritsan.....Ghadha’ tergeletak,lemah...........)
Bustan Al-Harits :Bagai mana kalau sudah begini,paman????
Farid Al-Marshyab :(menghela napas) aku berat saudaraku...
Tapi bagaimanapun, tak ada hak kau memisahkan putramu dari cinta kasihnya......
Bustan Al-Harits :Aku bisa saja merestui mereka, paman......
Tapi bagaimana dengan si Rashin Ar-Rasyid...Dia terlampau membenciku. Hingga dia tidak dapat membedakan,mana Aku dan mana Ghadha’?????
saat semua terdiam, keheningan dipecahkan oleh suara Ghadha’ yang terbangun dari pingsan....
Ghadha’ :Rhaudah........Rhaudah...... Rhaudaaaaaaaah!!!!!!!
Farid Al-Marshyab :kau telah terbangun,anaku!!!!!!
(menghampiri Ghadha’ dan memberinya pegangan)
Bustan Al-Harits :(tak beranjak dari tempat berdirinya)
“Anaku, jangan kau memberiku dengan masalah di luar kemampuanku!!! Masih banyak gadis-gadis di negri ini yang bisa kau persunting,tapi jangan Rhaudah...
(memalingkan wajahnya kearah Ghadha’)
Ghadha’ :” Tidak, Ayahhanda”.
“ Apapun yang terjadi,aku akan tetap mencintai Rhaudah ..... !!”
“ Apa ayahanda juga sama dengan paman Rashin Ar-Rasyid, yang akan memisahkan aku dengan Rhaudah....?? ”
Farid Al-Marshyab :”bukan itu maksud ayahandamu, nak!!
Ghadha’ :Terus apa????? (coba berdiri meskipun masih sempoyongan)
Karena nama baik ayahanda sebagai Raja Bustan Al-Harits????
Atau karena paman Rashin Ar-Rasyid musuh politik ayahanda??? Ini tak adil, paman....Cinta kami suci dari keangkuhan diri dan keegoisan dunyawi
Farid Al-Marshyab : aku memang hanya paman bagi mu, bukan ayahmu, tapi dengarkan aku, jika kau mencintai seorang wanita, dan menikahinya, itu bukan untukmu sendiri, tapi untuk Tuhanmu, agamamu, Rasulmu, dan keluargamu, jika kau ingin menikahi seorang wanita, kau juga harus menikahi jalan pikirinnya, pikiran keluarganya, ini bukan tentang apa yang sekarang digenggam ayahmu, tapi keselamatanmu…
Ghadha ; apa cinta serumit itu ?
Farid Al-Marshyab : tidak jika kau tahu apa artinya ikhlas, dan menyerahkan jodoh hanya pada Allah, sekarang mungkin tidak, tapi suatu saat, jika memang narasi deskripsi Lauhil Mahfud menulis kau berjodoh dengannya, jangan kan aku dan ayahmu, semua iblis dan setan yang ada di bumi pun tak kan sanggup menghalangi kehendak-Nya…
Ghadha : lalu aku harus berdiam diri seperti ini ?
Bustan Al-Harits :Cukup, Ghadha’!!!!!
Ghadha’ :”Aku akan pergi, ayahanda!!!!!
Aku muak dengan semua keangkuhan dan keegoisan ini!!!!!
jika apa yang paman katakana benar, aku akan membuktikannya dengan caraku sendiri
(Ghadha’ pergi,tak menoleh lagi ayahandanya atu pamannya)
Farid Al-Marshyab :”Ghadha’...........?????
Kau mau kemana, anaku?????
(Lama sekali mereka berdua terdiam,mereka tenggelam dgn pikirannya masing-masing)
Raja Bustan Al-Harits :”Paman......Kita harus menemui Rashin Ar-Rasyid
Farid Al-Marshyab :”Untuk apa....???
Raja Bustan Al-Harits : agar mereka merestui hubungan Ghadha’ dan Rhaudah
Farid Al-Marshyab :Ta.....tapi,saudaraku?????
Raja Bustan Al-Harits :Aku tak peduli dgn jabatanku. Sepetinya cinta mereka tak dapat di pisahkan lagi
Farid Al-Marshyab :Baiklah kalau begitu
Raja Bustan Al-Harits :Ayo kita berangkat, paman.
(merekapun meningalkan istana)
SEASON 6
(......pondok Rashin Ar-Rasyid.......)
nadiyyah :Sekarang kau puas, kanda???? Setelah Raudhahmu minggat dari rumah..
Rashin Ar-Rasyid gak bisa menjawab.......
Nadiyyah :”kau telah membunuh putriku.!!!!!
Rashin Ar-Rasyid :Aku tak membunuh, Rhaudah..
Nadiyyah :Tapi kau telah membunuh jiwanya!!! Memenjarakan cintanya!!!Mengekang tali kasihnya!!!
Rashin Ar-Rasyid : “ Diam nadiyyah. Kau tak mengerti keadaanku?!!
Nadiyyah : lalu apa ?, rashin ar-rasyid, nama yang indah, orang yang lurus, tapi kini hatimu sudah bengkok karena dendam dan iri hati…
Rashin Ar-Rasyid : kau..
Bustan&Farid : “Asalamualaikum.......!!!! (Bustan Al-HaritsdanFarid Al-Marshyab masuk ruangan)
Farid Al-Marshyab : kita harus bicara Rashin Ar-Rasyid!!!!
Rashin Ar-Rasyid :(masih tak percaya dgn kedatangan Raja Bustan Al-Harits)
“beraninya kalian menginjak rumahku
Farid Al-Marshyab :”Tahan dirimu, Rashin Ar-Rasyid. Kami datang kesini bermaksud baik..
Nadiyyah : Ada apa kiranya Bustan Al-Harits dan Farid Al-Marshyab mengunjungi kami????
Bustan Al-Harits : “Aku datang kesini memintamu,Rashin Ar-Rasyid. Untuk merestui hubungan Ghadha’ dan Rhaudah!!!
Rashin Ar-Rasyid :Jangan mimpi kau Al-Harits!! Tak sudi aku punya menantu dari keturunanmu.
Bustan Al-Harits : tapi kenapa ?, jika kau dendam terhadapku, mengapa ghadha’ yang harus menerima akibatnya, jika memang aku harus bersimpuh demi anakku aku tak keberatan
( bustan al-harits bersimpuh didepan rashin ar-rasyid, dan rashin ar-rasyid hanya memalingkan muka, lalu butan al-harits kembali melanjutkan kata-katanya )
Bustan Al-Harits : nadiyyah, tolong katakana pada suamimu, jika aku harus meletakkan jabatan ini, dan memberikannya pada dia, aku akan sangat berterima kasih, asal dia mau menerima ghadha’ ditengah keluarga kalian…
N : berdirilah wahai raja yang memiliki hati yang lembut….
( ........Rashin Ar-Rasyid terpukul berat kiranya, dia takberucap sepatah katapun)
Nadiyyah :Rhaudah pergi dari rumah
Bustan Al-Harits :Apaaaaa????
Akupun telah di tinggalkan anaku, Ghadha’..
Farid Al-Marshyab :Jadi tunggu apa lagi......?
Kita cari sama-sama kemana mereka pergi.....
NADIYYAH :Masihkah kau menyayangi anakmu,kanda?
(Sarinadiyyah secara tidak langsung mengajak suaminya)
Raja Bustan Al-Harits :Mari Rashin Ar-Rasyid....!! (Rashin Ar-Rasyid serasa tidak punya muka,kemudian akhirnya ia berucap.)
Rashin Ar-Rasyid :Pergilah kalian....... ! nanti aku menyusul (Semua pergi,kecuali Rashin Ar-Rasyid. Yang kemudian nuraninya menggerakan dia tuk menyusul mereka)
SEASON 7
Narasi:
Ghadha’ mengembara,mengarungi rimba,menyisir pantai.dia tak tahu ia melangkah,jiwa nya melayang
Menjumpai pujaan hati nya.lyla tak salah orang memanggil nya “gila”karna Ghadha’ terlanjut berat dalam kegetiran hati nya.
Dan Rhaudah pun menempuh jalan yang sama ia pun mengembara mengarungi rimba,menyisir pantai.kelembutan dan kecantikan tubuh nya.seakan pudar termakan kesedihan dan air mata
Sekian lama kedua keluarganya mencari ke dua nya. Tapi hanya kabar angin lalu yang mereka terima
Memang cinta tak sanggup menunggu.cinta tak kenal harapan,tapi kepastian.keagungan cinta mereka adalah istana langit yang tak terguncang kan.
Rhaudah :(ter huyung-huyung gontai dan akhirnya tersungkur dan bergetarlah di bibir cntik nya yang mulai pudar )
“Ghadha’, aku tak prduli dengan apa yang terjadi.Aku tak peduli bila aku harus mati disini.Inilah akhir yang indah dari cerita cinta kata.Yaarabbi ku..........(wajahnya nenatap langit) Bawalah hambanu Ghadha’ ke tempat ini.Biarkan jasadku berdampingan dengan jasadnya.Biar kuburku berdampingan dengan kuburnya.
Dan bangkitkalah aku kembali di samping Ghadha’ hambamu yang aku cintai............
(Suara Rhaudah kian samar,lirih kemudian kenyap sama sekali hanya desiran angin yang terdengar,Seakaln ikut menjemput jiwanya kembali p ulang kehadiratnya sang pencipta.)
Tak lama kemudian.......
Ghadha’ :Rhaudah .........Rhaudah....!!!!!!!!!!!
(Tubuhnya gemetar,kuyu,dan akhirnya bersimpuk di samoing jasad dura yabg ia cintai.)
Ghadha’ :Rhaudah.....(suaranya parau)
Kiya memang di takdirkan untauk bersama.Mari kita berbahagi,karna kita telah menang dari ujia ini,sekalipun tak ada cincin yang melimghkar di jemari kita.Tapi ke getiran dan kepedihan ini,kiranya telah cukup menyatukan jiwa kita!!
(......mendadak tubuhnya kembali gemetar hanya tongkat deritanya yang setia mernumpu tubuhnya...........)
(tak terdengar lagi suara Ghadha’ yang tadi lirih,mafasnya yang sedari tadi naik turun,kini melemah.lembut,kemudian kaku seperti batu bisu.
.......Tak lama kemudian tempat itu di penuhi manusia, termasuk keluarga mereka........
Nadiyyah : “ Anaku Rhaudah,kenapa kau tinggalkan ibu nak??ma’afkan ayahandamu Rhaudah, hi,....hi..hi....(nangis)
(Semua tertegun,semua menangis,semua merasa berdosa)
Raja Bustan Al-Harits :Ghadha’.anaku.ma’afkan ayahanda nak
(tubuhnya gemetar,seakan tak sanggup melepaskan pelukannya,dan Ghadha’ telah terbang. jasadnya kaku tak bergeming di pelukan ayahandanya.
Narasi:
Ghadha’ dan Rhaudah ,nama mereka baerdua abadi di stiap generasi di jiwa setiap anak zaman.Kesucian cinta mereka yang tak ternodai nafsu syaethoni,tak terkotori birahi hewani.membuat cerita kasih mereka menembus segala peradaban.
Ghadha’ dan Rhaudah,nama mereka berdua akan senantiasa abadi di hati yang tengah di liputi cinta,cinta yang sebenarnya.Hingga roman Ghadha’ dan Rhaudah,tak habis di makan waktu,tak lekang di makan zaman.
Demikianlah mini teater berjudul “Ghadha’ dan Rhaudah” telah kami persembahkan.Kiranya terdapat suri taulaadan di dalamnya, kita jadikan pelajaran dan inNadiyyahirasi bagi kehidupan dan pastinya cerita ini banyak kekurangan dan kesalahan. Kami mohon ma’af,ini semua dari kemampuan dan segala keterbatasan kami.
Terimakasih atas segala perhatiannya,
Billahi taufik walhidayah
Wassalamualaikum wr.wb.
Tittle : Rhaudatul Ghadha’ ( taman berawan )
Cast :
1. Rhaudah ( taman )
2. Ghadha’ ( berawan )
3. Bustan Al-Harits ( taman singa )
4. Farid Al-Marshyab ( pendapat yang tepat )
5. Ladhallah ( anugerah illahi )
6. Rasyin ar-Rasyid ( orang yang lurus )
7. Nadiyyah ( segar terbasahi embun )
8. 5 pemain pembantu